Senin, 18 Agustus 2014

Enkapsulasi


      


         Pemberian informasi alamat Encapsulasi adalah proses pemberian informasi (berupa header atau trailer) data menjadi paket data (PDU = Protocol Data Unit), proses ini terjadi pada proses pengiriman paket datamenuju host tujuan.Proses dari Encapsulation terbagi kedalam lima proses, yaitu :
  • ·         Tahap 1
Proses perubahan format aplikasi menjadi PDU
  • ·         Tahap 2
Proses pengumpulan data yang akan dikirimkan menjadi paket data
  • ·         Tahap 3
logical (IP Address) asal dan tujuan paket data.
  • ·         Tahap 4
Pemberian informasi (berupa header atau trailer) kepada paket data mengenai perangkat jaringan yang terhubung langsung (directly-connected).
  • ·         Tahap 5
 Proses konversi paket digital menjadi sinyal-sinyal listrik


            Proses Enkapsulasi terjadi dari tahap 1 menuju tahap 5, sedangkan proses kebalikannya yang dikenal dengan istilah Dekaptulasi terjadi pada host tujuan, dari tahap 5 menuju tahap 1, Dekaptulasi merupakan proses terjadinya pelepasan informasi paket data (header atau trailer) menjadi data. Proses enkapsulasi terjadi pada proses pengiriman paket data atau proses request pada handshake. Sedangkan proses dekapsulasi terjadi pada proses penerimaan paket data dan dikenal dengan istilah respon.

source :

Layer 3 Switching

Apa itu layer 3 Switching?

Layer 3 Switching memungkinkan komunikasi antar VLAN atau antar segmen jaringan dengan kecepatan tinggi mendekati kecepatan komunikasi kabel Ethernet pada umumnya. Komunikasi antar jaringan pada layer 3 biasa menggunakan piranti Routeryang umum digunakan untuk komunikasi antar site lewat WAN Cloud.
Salah satu piranti Layer 3 Switching adalah GSM7324 NETGEAR layer 3 SwitchLayer 3 Switching sangat berguna untuk mengurangi latensi dan meningkatkan kinerja komunikasi antar segmen di suatu jaringan berskala business sedang sampai jaringan corporasi yang complex.

Routing antar VLAN

Penggunaan layer 3 Switching akan dapat membantu menyelesaikan masalah latensi komunikasi antar segmen dan juga batasan kinerja yang biasa digunakan oleh paket filtering yang menggunakan routing berdasarkan processor. Layer 3 Switching adalah technology LAN yang digunakan untuk meningkatkan kinerja routing antar VLAN dan tercapainya kecepatan forwarding transparent.

Kebutuhan minimum layer 3 Switch

Kebutuhan minimum standard untuk kinerja LAN dan Layer 3 Switching adalah sebagai berikut:
  1. Semua Links harus dimaksimalkan untuk throughput dan semua masalah bottleneck harus diselesaikan. Jika terdeteksinya masalah bottlenecks maka perlu dipertimbangkan untuk meng-upgrade link backbone yang bersifat critis dan segment2 server juga perlu diupgrade. Tentunya ada mekanisme untuk menganalisa troughput dari Switcing dan Routing.
  2. Untuk mencapai suatu kinerja tinggi dalam komunikasi antar LAN atau antar VLAN maka solusi pemakaian Layer 3 Swicthing sangat diperlukan.
  3. Suatu Layer 3 Swicting setidaknya menawarkan rate forwarding pada atau diatas 5 sampai 10 Mpps (Million packets per second) atau bisa diskalakan pada kecepatan yang didapatkan pada jaringan LAN 100/1000 Mbps.
  4. Suatu layer 3 Switching setidaknya juga memberikan access-list extended (paket filtering) Checking In Silicon untuk meningkatkan kecepatan forwarding paket dan mengurangi latensi jaringan. Link jaringan kecepatan tinggi bisa menggunakan layanan Ethernet Gigabit. Kecepatan Links lebih jauh bisa ditingkatkan dengan menggunakan teknologi Ether Channel technologies (FEC\GEC). Teknologi ini bisa memberikan pipa data yang lebar masing2 sekitar 800 Mbps (untuk FEC) atau 8 Gbps (untuk GEC)

source : http://www.jaringan-komputer.cv-sysneta.com/layer-3-switching  

Minggu, 17 Agustus 2014

PPP (Point to Point Protocol)

        
       Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan.

Cara Kerja Dang Fungsi Potin to Point Protocol – PPP

-        Point to Point Protocol (PPP) mengikuti system notifikasi alamat dan menggunakan alamat IP kerja dial up client dan IP address

-        PPP menyediakan dua metode otentikasi, yaitu: Password Authentication Protokol yang menggunakan password untuk mengotentikasi atau Challenge Handshake Authentucation Procotol yang menggunakan handshake server dengan dial up sebagai otentikasi.

-       PPP juga selain itu memeriksa link yang dibentuk oleh protocol termasuk yang disebut denga fasilitas link level echo yang memeriksa jika link beroperasi dengan benar.

        Fungsi PPP yang utama adalah memerikas apakah kondisi line atau saluran telepon yang sedang beroperasi dengan baik. PPP juga memerikas password dan setelah memulai semua pemerikasaan awal kemudian menetapkan koneksi denga ISP dan melakukan permintaan alamat IP.

         Alamat IP ini digunakan oleh PPP di jaringan internet untuk berkomunikasi dengan semua protocol jaringan lainnya menggunakan alamat IP yang sama ke alamat komputer yang telah meminta informasi.

Frame Point-to-Point Protocol – PPP

         Ada banyak protocol mengikuti format set tertentu untuk tujuan yang berbeda di jaringan. Format yang umum digunakan oleh PPP adalah Link Control Protocol dan authentication protocol seperti PAP dan CHAP. Point-to-Point Protocol juga memiliki beragam versi disebut PPP multilink protocol. Protocol-protocol ini digunakan untuk mengankut potongan-potongan kecil data pada link.

        Di antara tiga protocol, Link Control Protocol dapat menangani berbagai ukuran paket dan informasi. Hal ini juga mengontetikasi rekan pada link. Ini adalah fitur yang membantu ketika tidak ada prosedur otentikasi yang sedang digunakan.

        PPP digunakan di banyak jenis jaringan fisik termasuk kabel serial, saluran telepon, trunk line, telepon seluler, jaringan radio khusus, dan serat optik seperti SONET. PPP juga digunakan melalui koneksi Akses Internet (sekarang dipasarkan sebagai “broadband”). Penyedia layanan Internet(ISP) telah menggunakan PPP untuk pelanggan dial-up akses ke Internet, karena paket IP tidak dapat dikirimkan melalui jalur modem sendiri, tanpa beberapa protokol data link. Dua turunan dari PPP, Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) dan Point-to-Point Protocol atas ATM (PPPoA), paling sering digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk membangun a Digital Subscriber Line (DSL) koneksi internet layanan dengan pelanggan.


Perangkat Jaringan



Ø  Customer Premises Equipment (CPE)

Peralatan yang terletak di tempat pengguna layanan dan terkoneksi dengan channeltelekomunikasi dari carrier. Pengguna layanan dapat memiliki CPE atau menyewa CPE daripenyedia jasa.

Contoh perangkat : Telepon, ADSL Modem.

Ø  Data Communication Equipment (DCE)

DCE Disebut juga data circuit-terminating equipment, DCE terdiri dari peralatan yangmembuat data berada pada local loop. DCE menyediakan interface untuk menghubungkanpengguna layanan dengan jalur komunikasi pada jaringan WAN.

Contoh perangkat : Hub, Switch, Modem, dll.

Ø  Central Office (CO)

Bangunan milik penyedia jasa layanan yang memiliki jalur kabel telepon lokal sampai jalur komunikasi fiber-optik yang serba digital melakukan switching dan peralatan-peralatanyang lainnya

Contoh perangkat : ISP

Ø  Dara Terminating Equipment (DTE)

Data Terminating Equipment (DTE), yaitu perangkat (dapat berupa perangkat tunggal atau berupa sistem) yang berfungsi untuk mengakses jaringan publik yang berada di lokasi pelanggan.


Contoh perangkat : Terminal

Switching


  • VLAN

         Sebuah VLAN adalah pengelompokan logikal dari user dan sumber daya network yang terhubung ke port-port yang telah ditentukan secara administratif pada sebuah switch. Ketika seorang administrator membentuk VLAN maka memiliki kemampuan untuk menciptakan broadcast domain yang lebih kecil di dalam internetwork switch layer 2, dengan cara memilih port-port yang berbeda pada switch untuk subnetwork yang berbeda pula.

        Sebuah VLAN diperlakukan seperti subnet atau broadcast domainnya sendiri, yang berarti frame-frame yang dibroadcast pada sebuah network hanya diswitching atau dialihkan kepada por-port yang dikelompokkan secara logikal di dalam VLAN yang sama. Pada kondisi seperti ini sebuah router dapat diperlukan ataupun tidak, bergantung dari apa yang diinginkan. Secara default semua host dalam suatu VLAN tidak dapat berkomunikasi dengan host-host dari VLAN yang lain, jadi agar komunikasi antarVLAN dapat terbentuk maka diperlukan router.

Beberapa cara VLAN dalam menyederhanakan management network :
1.      Penambahan, perpindahan, dan perubahan network dilakukan dengan mengkonfigurasi sebuah port ke VLAN yang sesuai.
2.          Sekelompok user yang memerlukan keamanan yang tinggi dapat ditempatkan pada sebuah VLAN sehingga tidak user di luar VLAN tersebut yang dapat berkomunikasi dengan mereka.
3.      Sebagai pengelompokan logikal user berdasarkan fungsi, VLAN dapat dianggap independen dari lokasi fisikal atau geografisnya.
4.      VLAN dapat meningkatkan keamanan network
5.      VLAN-VLAN meningkatkan jumlah broadcast domain dan pada saat yang sama memperkecil ukurannya sendiri.



Alasan menggunakan VLAN :
1. Kontrol Terhadap Broadcast
Broadcast terjadi di semua protokol, tetapi seberapa sering terjadinya tergantung pada tiga hal berikut :
◦ Jenis protokol
◦ Aplikasi yang berkerja di internetwork
◦ Bagaimana layanan-layanan network digunakan.
    
      Aplikasi-aplikasi pada dewasa ini semakin banyak membutuhkan bandwith, terutama aplikasi multimedia yang menggunakan broadcast dan multicast secara ekstensif. Memastikan agar network disegmentasi atau dipisahkan dengan baik, untuk mengisolasi masalah di satu segmen dan menghindari penyebarannya ke network lain atau internetwork adalah sebuah keharusan. Cara melakukan ini adalah dengan strategi switching dan routing yang baik, yaitu dengan network switch murni dan lingkungan VLAN.

    Semua peralatan di sebuah VLAN adalah anggota dari broadcast domain yang sama dan menerima semua broadcast. Secara default, broadcast tidak akan dilewatkan pada pada port dari sebuah switch yang bukan merupakan anggota VLAN yang sama.

        2. Keamanan
       Administrator akan dapat memiliki control ternhadap setiap port dan user dengan cara membuat VLAN dan menciptakan banyak kelompok broadcast, dengan demikian user tidak akan bisa lagi dengan leluasa untuk menghubungkan work station mereka ke sembarang port pada swich dan memperoleh akses ke sumber daya network. Vlan juga dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan sumber daya nework dari user, switchswitch dapat dikonfigurasi untuk memberikan informasi ke sebuah stasiun managemen network jika ada akses-akses yang tidak diizinkan ke sumber daya network

         3. Fleksibilitas dan Skalabilitas
      Apakah perbedaan router dengan switch? Secara default switch membagi coallision domain sedangkan router membagi broadcast domain.

Referensi
Irfan Akbar, site : http://laluirfan.web.ugm.ac.id
Lammle,T. CCNA Cicso Certified Networking
Associate
Materi CNA TE-UGM

  • VTP
VTP (VLAN TRUNKING PROTOCOL)
      
      VLAN Trunking Protocol (VTP) adalah protokol proprietary Cisco yang menyebar definisi Virtual Local Area Network (VLAN) pada jaringan area lokal secara keseluruhan. Untuk melakukan ini, VTP membawa informasi VLAN untuk semua switch dalam domain VTP. Iklan VTP dapat dikirim melalui ISL, 802.1Q, IEEE 802,10 dan JALUR batang. VTP tersedia di sebagian besar produk Cisco Catalyst Keluarga.
Manfaat VTP :
  1. Konsistensi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan
  2. Skema pemetaan yang memungkinkan VLAN yang akan berbatang atas media campuran
  3. Pelacakan yang akurat dan pemantauan VLAN
  4. Pelaporan Dynamic VLAN ditambahkan di seluruh jaringan
  5. Konfigurasi Plug-and-play saat menambahkan VLAN baru
Mode pada VTP :
  • Mode Server
Mampu melakukan perubahan VLAN. Setiap perubahan akan disinkronisasi ke VTP client,
  • Mode Client
Hanya mampu menerima update VLAN dari VTP server
  • Mode Transparent
Hanya meneruskan informasi sinkronisasi VLAN tanpa terpengaruh dengan informasi tersebut. Untuk melakukan perubahan VLAN secara local update.

PERBANDINGAN:
Server (default mode) :
  • Membuat, memodifikasi dan menghapus VLANs
  • Mensingkronisasikan konfigurasi VLAN
  • Menyimpan konfigurasi dalam NVRAM
  • Mengirim dan meneruskan advertisements
Client
  • Tidak dapat membuat, merubah atau menghapus VLAN
  • Mensingkronisasikan konfigurasi VLAN
  • Tidak dapat menyimpan dalam NVRAM
  • Meneruskan advertisements
Transparent
  • Membuat, memodifikasi dan menghapus lokal VLAN
  • Tidak dapat mensingkronisasikan konfigurasi VLAN
  • Menyimpan konfigurasi dalam NVRAM
  • Meneruskan advertisements

       Untuk melakukan pertukaran informasi dan sinkronisasi pada VTP hanya terjadi pada satu domain yang sama. Pertukaran informasi menggunakan VTP advertisements . VTP memiliki VTP pruning yang digunakan untuk melakukan efisiensi bandwidth dengan cara mencegah flooding pada trunking.

  • STP

STP(Spanning Tree Protocol)

        Protokol jaringan yang menjamin topologi jaringan bebas-perulangan untuk penghubung Ethernet LAN. Fungsi dasar dari STP adalah untuk mencegah pengulangan penghubung dan radiasi siaran yang dihasilkan dari mereka. Pohon rentang juga memungkinkan desain jaringan untuk memasukkan cadang tautan (redundan) untuk menyediakan jalur cadangan otomatis jika tautan aktif gagal, tanpa bahaya dari perulangan yang tidak diinginkan dalam jaringan, atau kebutuhan untuk panduan mengaktifkan / menonaktifkan cadangan tautan ini.
        Spanning Tree Protocol (STP) distandarisasi sebagai IEEE 802.1D. Seperti namanya, protokol ini bisa menciptakan pohon rentang dalamjaringan bertautan dari lapisan 2 layer penghubung (biasanya switch ethernet), dan menonaktifkan tautan tersebut yang bukan bagian dari pohon rentang, meninggalkan jalur aktif tunggal antara dua node jaringan.

Kelebihan STP :

  • Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch
  • Menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal
  • Mencegah looping

Frame Relay


  • Definisi Frame Relay


            Frame Relay adalah sebuah protocol yang berorientasi pada packet switching, yang umumnya dipergunakan oleh perusahaan telepon, yang mengandalkan kecepatan tinggi dan biaya ekonomis. Frame Relay pada dasarnya adalah sebuah software yang khusus di-desain untuk menyediakan koneksi digital yang lebih efisien dari suatu point tertentu ke point yang lain. Jadi, Frame Relay merupakan sebuah teknologi yang menawarkan metode yang lebih cepat dan lebih ekonomis dalam menjalankan computer networking.

Struktur dasar sebuah frame adalah seperti terlihat pada gambar berikut:


 GFI = General Format Identifier 
 LCN = Logical Channel Number 
 LGN = Logical Channel Group Number 
 PKT TYPE ID = packet type identification 
 FCS = Frame check sequence 
 DLCI = data link connection Indentifier
C/R = Command/response field bit
(application specific-not modified by network)
FECN = Forward Explicit Congestion notification
BECN = Backward Explicit Congestion notification
DE = Discard Eligibility Indicator
EA = Address Extension
(allow indication of 3 or 4 byte header)

  • Cara Kerja Frame Relay

            Frame Relay merupakan suatu layanan data packaging yang memungkinkan beberapa user menggunakan satu jalur transmisi pada waktu yang bersamaan. Untuk lalu-lintas komunikasi yang padat, Frame Relay jauh lebih efisien daripada leased line yang disediakan khusus hanya untuk satu user, yang umumnya hanya terpakai 10-20% dari kapasitas bandwidth-nya. Dalam teknik telekomunikasi, packet switching dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data yang sifatnya cepat dan akurat. Sebuah packet dapat dianalogikan sebagai sebuah amplop yang mempunyai alamat tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali apabila kiriman tidak sampai ke tujuan, dan tentu saja isi pesannya sebagai hal yang pokok.
               Dalam packet yang berisi electronic data, dilengkapi dengan error detection serta acknowledgement dari receiver dalam bentuk kode yang dikirim kembali ke sender, apakah packet telah diterima secara utuh. Pada data packaging ini dikenal istilah frame, yakni untuk menyatakan limit dari frame sebuah package. Limit frame ini ditandai dengan flag. Demikianlah sehingga data dibawa sepanjang jalur komunikasi dalam bentuk frame-frame. Standar internasional untuk network access dengan  packet switching yang pertama muncul adalah X.25, yang direkomendasikan oleh CCITT (kini bernama ITU-T) pada tahun 1976. Frame Relay yang muncul setelah X.25 ternyata jauh lebih efektif daripada X.25, karena X.25 mengalami pelambatan proses karena adanya error detection dan error correction. Berbeda dengan Frame Relay  yang mendefinisikan  ulang header-nya pada bagian awal dari suatu frame, sehingga dihasilkan header frame normal 2-byte (satu byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat juga di-expand menjadi tiga atau empat byte untuk menambah total address space yang disediakan.
               Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sejumlah sepuluh bit, DLCI (Data Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor rangkaian virtual Frame Relay yang berkaitan dengan destination dari frame tersebut. Dalam hal hubungan antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan menunjukkan port-port yang merupakan LAN pada sisi destination. Adanya DLCI tersebut memungkinkan data mencapai node Frame Relay yang akan di-transmit melalui network dengan menempuh proses tiga langkah  sederhana yakni:
         * Integrity check dari frame dengan menggunakan FCS (Frame Check Sequence), jika dalam proses checking ini dideteksi adanya error, maka frame tersebut akan di-discard.
         * Search DLCI dalam suatu table, jika DLCI tersebut tidak didefinisikan untuk link yang dimaksud, maka frame akan di-discard.
         * Retransmit frame tersebut menuju ke destination-nya dengan mengirimnya ke luar, ke port atau trunk yang telah dispesifikasikan dalam daftar tabelnya.
                        Dengan demikian, node dari Frame Relay tidak melakukan langkah pemrosesan yang rumit sebagaimana halnya pada protokol-protokol yang mempunyai keistimewaan seperti X.25. 

  • Keuntungan dan Kerugian Frame Relay

            Keuntungan Frame Relay
-          Proses komunikasi menjadi lebih sederhana
-          Fungsionalitas protocol yang diperlukan di user-inter network dikurangi
-          Transmisi serta fasilitas switching lebih reliable
-          Multi connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat dilakukan dengan hanya menempatkan satu port. Hal ini akan menghemat dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas

            Kerugian Frame Relay
-          Tidak adanya kemampuan link-by-link flow
-          Tidak mempunyai error control
-          Delay yang sangat besar
-          Resiko kehilangan frame (Loss of Frames)
-          Adanya short interruption yang terjadi terus-menerus

  • Aplikasi Frame Relay

         Frame Relay umumnya dipergunakan pada aplikasi internet, karena transmission rate yang tinggi dan berbagai kelebihan lain yang dimilikinya. Menurut standar ANSI TI. 606, ada 3 contoh aplikasi yang dapat mengambil keuntungan dari pemanfaatan Frame Relay ini, antara lain:
§    Block  interactive data application
Memiliki tingkat delay rendah dan throughput rendah, contoh: high-resolution, video text, CAD/CAM
§    File transfer
                     Transit delay tidak begitu penting, serta memiliki throughput tinggi
§    Multiplexed low-bit rate
  Memanfaatkan kemampuan multiplexing dari Frame Relay, dengan low-bit source yang memungkinkan untuk di-multiplex ke channel oleh sebuah fungsi NT

Hierarki WAN

HIERARKI WAN


Hierarchical Design Model

Model jaringan secara hirarkis berguna sebagai suatu cara untuk mendesain infrastruktur jaringan yang dapat diandalkan. Model ini menyediakan cara pandang yang bervariasi mengenai sebuah network, sehingga mempermudah kita dalam mendesain dan membangun jaringan yang terskala. Model jaringan hirarkis terbagi menjadi tiga layer, yaitu :

Ø  Access layer
   Access layer menyuplai trafik ke jaringan dan melakukan network entry control. Parapengguna mengakses jaringan melalui access layer. Access layer berlaku layaknya “pintu masuk” menuju sebuah jaringan. Access layer juga dapat melakukan daftar akses yang didesain untuk mencegah pengguna tak sah untuk dapat masuk. Accesslayer juga dapat memberi akses situs jarak jauh kepada jaringan melalui teknologiwide-area, seperti frame relay, ISDN, atau leased lines.

Ø  Fungsi
o   Shared bandwidth
o   Switched (mengatur) bandwidth
o   Mac layer filtering
o   Subnetting

Ø  Tugas
o   Mengendalikan akses pengguna dengan workgroup ke sumber daya

Ø  Distribution layer

Distribution layer terletak diantara access layer dan core layer dan membantumembedakan core jaringan inti dengan jaringan-jaringan yang lain. Tujuannya untuk memberikan batasan definisi dalam daftar akses dan filter lainnya untuk menuju ke jaringan inti. Maka dari itu, layer ini mendefinisikan aturan-aturan untuk jaringan,seperti routing updates, route summaries, VLAN traffic, dan address aggregation.

Ø  Fungsi

-          Akses WAN --> (melayani yang di access layer untuk terhubung ke core)
-          Routing --> (route untuk pengiriman data, tergantung tipe router)
-          Filtering --> Firewall
-          Enkapsulasi WAN


Ø  Tugas

-          Menentukan jalur terbaik (Dynamic Routing)
-          Mengirim request ke core layer dari acces layer


Ø  Core Layer

Core layer memberikan struktur transportasi yang optimal dan dapat diandalkandalam meneruskan traffic pada kecepatan yang sangat tinggi. Dengan kata lain, corelayer menswitch paket data dengan secepat mungkin. Peralatan pada core layer jangandiberi beban dalam bentuk proses apapun yang dapat menganggu kecepatan switchpaket data dalam kecepatan tinggi, seperti access-list checking, data encryption,address transation.

Ø  Fungsi

-          Memastikan & meminjamkan kecpatan traffic pengguna akses list(penyesuaian pengaturan), routing, antar vlan & packet filtering
-          Melindungi jaringan lokal dari jaringan luar
-          Memberikan performance terbaik bila terjadi ekspansi jaringan 
-          Mengatur agar tidak terjadi perlambatan traffic atau tubrukan data

Ø  Tugas
-          Mentransfer traffic yang besar dengan baik, cepat & handal
-          Mengawasi traffic besar & kecepatan jaringan
-          Routing antar Autonomous System
-          Routing & Filtering antar AS (BGP)